Minggu, 25 November 2007

Anonymous

Angkasa raya
Bertabur butiran berlian dan mutiara
Berkilau terang menyinari kegelapan daratan ini menghampar
Memberikan sinarnya pada wajah-wajah yang dilalui
Menurunkan kejernihannya pada tiap-tiap hati

Kulihat ia tampak gembira
Menemukan nyala kecil jatuh di kedua tangannya
menyinari setapak jalan ia meniti hidup
dengan nyala terang yang tak lagi redup

Namun, berkali-kali ia berhenti dan gundah hati
Ingin ia simpan nyala kecil itu sendiri
ataukah membaginya dua
Lalu melemparkannya kembali ke angkasa
sebagaimana cahaya itu ada mula-mula

Di hamparan ini aku merenung diam
memikirkan awal mula nyala itu ada
Apakah dari berlian, mutiara, ataukah dari benda yang sama sekali tak pernah kujumpa

Pandanganku hitam namun akalku tak hilang
kuraup tanah di sekitar dengan tangan ala kadar
Berharap untung besar menemukan batu berkilau
Berlian, intan, atau mutiara
Ambisiku berkata
Sungguh ingin kulemparkan apa saja yang ada dalam genggaman tanganku
dan akan kubuat dunia terang walau hanya dengan bongkahan batu
Aku tulus
Karena aku hanya peduli manusia
Tak peduli kata diriku wujud ataupun tiada

Berlian, intan, bongkahan batu, ataupun mutiara
Aku akan melepaskannya
dan rela untuk tak memberinya nama