Manusia telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dengan pikirannya bermacam-macam ilmu dan teknologi telah berhasil diciptakan. Manusia memang pintar. Tapi, seberapa pintarkah manusia itu sebenarnya? Mengapa manusia terkadang bisa sangat sombong baik karena ilmu ataupun kedudukan yang ia miliki? Bahkan yang lebih ironis lagi manusia yang membandingkan dirinya dengan Tuhan atau mengaku lebih hebat dari-Nya. Mengapa manusia bisa berperilaku demikian?
Bisakah orang menyombongkan kemampuan dirinya dengan orang lain? Jika kita perhatikan, semakin orang pandai akan sesuatu, semakin banyak waktu dan tenaga yang ia gunakan untuk hal itu. Semakin banyak pula waktu dan tenaga yang tidak ia gunakan untuk hal yang lain. Misalnya orang yang makin pintar dalam hal matematika, makin pintar jugakah ia dalam kedokteran? Geologi? Ilmu Sosial? Jadi bisakah orang menyombongkan diri ketika tahu banyak hal yang tidak ia kuasai?
Berhakkah manusia menyombongkan dirinya dengan Tuhan? Coba kita perhatikan contoh yang sederhana saja, hal yang biasa kita hiraukan, yaitu daun yang jatuh ke tanah dari sebuah pohon. Kita saksikan daun yang jatuh menampilkan sebuah gerakan nan indah tetapi tidak bisa kita duga. Pontang panting ke kanan ke kiri, membolik-balik, memutar-mutar, terlempar jauh dengan gemulainya. Hal yang sepertinya bagi kita acak. Tetapi jika kita mempelajarinya, mungkin kita dapat mendefinisikan sebuah ilmu penentu gerakan daun itu, bahkan rumus fisika. Dengan faktor seperti: kuat dan arah angin, suhu, kelembapan udara, aspek aerodinamis daun, dll. Dengan ilmu yang memusingkan dan waktu yang sangat lama mungkin kita dapat menentukan penyebab kenapa daun itu bisa begini dan begitu. Dan ahaa, itu baru mempelajarinya saja. Sekarang dapat dibayangkan bahwa Tuhan yang menciptakan segala gerakan daun termasuk daun itu sendiri, trilyunan materi lain dengan ilmu yang menyertai dan zat pembentuknya, hubungan sebab akibat antar materi yang mengaitkan semuanya, wadah semua materi itu dalam bentuk ruang waktu, apakah bisa disamakan dengan kepintaran manusia? Bahkan manusia yang paling pintar dengan gelar profesor saja hanya ahli di satu bidang, hal lain boleh jadi ia tidak paham.
Jadi hanya orang bodohlah yang bisa menyombongkan diri. Orang yang pintar akan makin sadar bahwa sebenarnya ada banyak hal yang ia tidak tahu. Semakin banyak tahu, semakin tahu pula bahwa sebenarnya ia tidak tahu apa-apa. Hal yang belum diketahui atau diluar pemikiran manusia itulah yang saya sebut sebagai faktor x di sini.
Faktor x merepresentasikan segala hal. Dengan mempertimbangkan kehadirannya (membuatkan ruang untuk hal yang belum kita ketahui) adalah awal dari sebuah kecerdikan. Sedangkan kesombongan adalah musuhnya. Kesombongan layak untuk dicap sebagai musuh karena menutup akal kita untuk mencari dan mempertimbangkan segala hal baru. Kadang kala keegoisan kita muncul menjadi tabir menutup kesombongan itu menjadi semu, tidak terlihat namun ada. Jika ingin menjadi pintar yang sebenarnya, kesampingkan kesombonganmu dan terima hal baru dari siapapun juga. Ilmu datang tak pilih-pilih status, usia, jabatan, atau gelar sarjana. Selamat datang di alam semesta ilmu.