Kurasakan mulai detik yang lalu
kakiku jinjit, sayapku merenggang
siap-siap terbang ke lain alam
dimana kata dan bahasa adalah permata
membunyikan sedih riang suara hati-pikiran, yang terdalam
langsung kuambil pensil atau ballpoint, kertas seadanya
Serta merta jariku menari
mengikuti perintah pikiranku yang mulai cerewet
dan mataku yang melotot, mengawasi
kalau ada sedikit bahkan setitik salah koreografi
Bak hujan yang kadang deras kadang terhenti
Untaian bait yang dari tadi menyembur
tiba-tiba tersendat
Otakku melakukan aksi diam, tak lagi berkata-kata
Habis ini lalu apa?
Mataku melirik ke kanan kiri, kadang jauh keluar
Melihat pagar usang, rumput, tanaman
Mencari sesuatu
Bukan materi, tapi hanya sejumput atau segenggam imajinasi
Maukah kau jadi temanku berinspirasi?
Hanya kutemukan kosong udara tak kentara
membuyarkan pandangan setapak jalan di depan
Mungkin kata-kata memang tak bisa dipaksa
sekuat apapun aku ingin keluar memuntahkannya
Mungkin juga terhenti
karena persediaan kata di kepalaku hanya tinggal satuan mili
Kubalikkan coretan yang terisi setengah halaman itu
dan kubuka buku dengan judul bold tebal
kumpulan karya penulis terkenal
Maka kuberhenti menulis dan mulai membaca
agar penaku lebih berat dari sebelumnya
Sebuah goresan tinta
Ada lebih baik dari tak ada
Tahu lebih baik dari tak tahu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar